Oleh: Dr. Noviardi Ferzi
Laporan terbaru Thunes bertajuk “Gen Z: The Future of Spending”, 62% dari populasi Gen Z belum memiliki rekening bank atau biasa disebut unbankable. Ini didasarkan pada hasil survei yang dilakukan terhadap 6500 pemuda berusia 16 s/d di berbagai negara, termasuk Indonesia, India, Amerika Serikat, Vietnam, Meksiko, Inggris, dan lainnya. Survei tersebut mewakili negara maju dan berkembang.
Kendati kepemilikan akan akun bank masih kecil, menurut survei 50% dari kalangan ini sudah mulai menggunakan mobile wallet untuk keperluan transaksi. Di 5 dari 13 negara yang disurvei, metode pembayaran ini juga menjadi yang paling populer termasuk di Indonesia.
Untuk menyasar kaum milenial Bank Jambi sejak 2021 lalu telah meluncurkan “QRIS Bank Jambi” untuk menyasar kaum millenial yang “mobile friendly” dan menguasai hampir 70 persen penguna mobile serta menjadi pelaku e-commerce.
Demi mendukung ini, akses terhadap layanan finansial yang lebih komprehensif diperlukan untuk menyiapkan mereka pada kebutuhan pengelolaan keuangan yang lebih baik. Termasuk di dalamnya akses ke layanan perbankan, untuk mengantarkan ke produk-produk finansial lainnya seperti tabungan hingga investasi. Perlu banyak upaya untuk mendorong peningkatan inklusi tersebut, tak terkecuali financial inclusion Indonesia yang indeksnya tengah terus merangkak membaik.
Peluncuran QRIS Bank Jambi merupakan salah satu jawaban atas tantangan tren digitalisasi perbankan masa kini di mana terjadi perubahan perilaku transaksi masyarakat ke arah tuntutan yang lebih besar pada mobilitas, kecepatan, fleksibilitas dan keamanan.
Sebelumnya, implementasi QRIS secara nasional telah dicanangkan oleh Bank Indonesia mulai 1 Januari 2020 dengan mengusung semangat UNGGUL (UNiversal, GampanG, Untung dan Langsung). Tujuannya untuk mendorong efisiensi transaksi, mempercepat inklusi keuangan, memajukan UMKM, yang pada akhirnya dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, untuk Indonesia Maju.
Semangat yang sama melalui peluncuran QRIS Bank Jambi diharapkan bahwa penggunaan QRIS ini bersifat inklusif untuk seluruh lapisan masyarakat dan dapat digunakan untuk transaksi pembayaran di domestik dan luar negeri,.
Dengan QRIS, masyarakat dapat bertransaksi dengan mudah dan aman dalam satu genggaman ponsel. Aktivitas ini akan menguntungkan pembeli dan penjual karena transaksi berlangsung efisien melalui satu kode QR yang dapat digunakan untuk semua aplikasi pembayaran pada ponsel.
Transaksi dengan QRIS langsung terjadi, karena prosesnya cepat dan seketika sehingga mendukung kelancaran sistem pembayaran secara lebih aman, nyaman, fleksibel dan real time.
Terkait akan hal ini, Kolaborasi menjadi kata kunci dalam membangun ekosistem perbankan itu penting. Salah satunya, Bank Jambi perlu bersama Pemerintah Daerah di Kabupaten Kota Jambi dalam mendorong dan menanamkan budaya menabung sejak dini kepada para pelajar.
Kolaborasi fundamental ini bagian dari strategi membangun ekosistem bisnis berkelanjutan, mengiring literasi keuangan milenial membentuk ceruk pasar yang potensial.
Hari Indonesia Menabung sebenarnya bisa menjadi momentum yang baik bagi Bank Jambi untuk meningkatkan awarness masyarakat terkait produk tabungan milenial. Melalui program yang dapat meningkatkan komitmen, kerja sama, dan sinergi dengan seluruh stakholders.
Posisi Bank Jambi sebagai mitra strategis pemerintah senantiasa mendukung dan ikut mengakselerasi pembukaan rekening segmen pelajar dan mahasiswa dalam rangka pencapaian target inklusi keuangan 90% pada 2024.
Salah satunya adalah meningkatkan Financial literacy percentage by age. Selain edukasi berbentuk sosialisasi dan pengajaran, pengalaman langsung ke produk atau layanan finansial bisa menjadi opsi dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi keuangan.
Dukungan Bank Jambi misalnya dapat dilakukan dengan memberikan subsidi setoran awal tabungan Milenial kepada siswa di Kabupaten Kota Jambi dan program Corporate Social Responsibility (CSR) kepada kampus yang mengakusisi pembukaan rekening tabungan pelajar terbanyak berupa pemberian sarana dan prasarana sekolah.
Pola – pola itu harus berbasis embedded finance yang relevan. Embedded finance diartikan sebagai mekanisme yang memungkinkan sebuah layanan finansial digital ditempatkan di berbagai aplikasi. Contohnya, pengembang platform e-commerce dapat menghadirkan kapabilitas pembayaran. Bahkan di beberapa skenario, lewat e-commerce pengguna bisa membuka sebuah rekening bank; atau layanan pinjaman bisa diakses langsung oleh pengguna di aplikasi konsumer tanpa harus mengunduh aplikasi terpisah. Untuk merealisasikan layanan tersebut, diperlukan teknologi Open Finance.
Open Finance juga dapat berperan menjembatani kapabilitas yang dimiliki institusi finansial seperti bank Jambi dengan para pengembang aplikasi secara mudah dengan sambungan API yang ringkas dan aman.
Cara kerja Open Finance ialah dengan menyuguhkan lapisan infrastruktur fintech yang dapat dimanfaatkan oleh platform digital. Dengan pemanfaatan Open Finance, layanan seperti e-commerce, ride hailing, OTT, edutech, dan sebagainya bisa memiliki platform keuangan yang komprehensif.
Intinya, Bank Jambi berkomitmen untuk meningkatkan awarness masyarakat, Pemerintah Daerah, Industri Perbankan, Kementerian/Lembaga terkait untuk menanamkan budaya menabung sejak dini.
* Pengamat Perbankan