Baca Jambi – Pembangunan Jalan Tol awal sepanjang 15 Kilometer yang melintasi Jambi terus berproses. Untuk menyambut itu dan memberikan manfaat akses yang mudah ke sentra produksi barang serta pertanian, Pemerintah Provinsi Jambi tengah menyiapkan interkoneksi dari Exit Tol Muaro Sebapo menuju kawasan Kemingking (Muaro Jambi).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Provinsi Jambi M.Fauzi menyebutkan, dengan hadirnya Tol di Jambi pihaknya saat ini akan merencanakan kajian dari Exit Tol di Desa Muaro Sebapo ke Sentra Produksi.
“Interkoneksi yang kita buat itu ada satu dari Exit Tol Sebapo ke Kemingking, akan dibuat Detail Engineering Design-nya (DED),” ucap Fauzi Kepada Jambi Ekspres (31/7).
Adapun untuk DED atau studik kelayakan ini (FS) Fauzi menyebut pihaknya menyiapkan anggaran dibawah Rp1 Miliar.
“Tahun ini mungkin selesai FS-nya,” tegas Fauzi.
Terkait kenyataan dan kondisi daerah Kemingking yang direncanakan sebagai Kawasan Industri yang mati suri atau belum berjalan, Fauzi menyebut mau tak mau harus ditunjang.
“Karena itu (Kemingking, red) sudah Program Strategis Nasional (PSN), mau tidak mau harus kita tunjang,” sebutnya.
Sebenarnya, kata Fauzi, pihaknya merencanakan ada satu interkoneksi lainnya yakni di Muaro Papalik ke Muaro Sabak, namun karena kondisi anggaran Pemprov saat ini yang defisit maka direncanakan satu interkoneksi terlebih dahulu.
Dijelaskannya, interkoneksi itu akan berbentuk pembukaan jalan baru. “Nanti untuk bentuk dan kontur jalan akan kita sesuaikan dengan kondisi keuangan. Kita harapkan kita bisa memancing pemerintah pusat dan nanti bisa diambil oleh pemerintah pusat karena interkoneksi ini menuju sentra produksi,” akunya.
Untuk tahapannya, setelah DED akan dibentuk tim KJPP untuk pembebasan lahan dan selanjutnya dilakukan pekerjaan fisik jika anggaran memungkinkan.
“Jadi kita mempersiapkan diri, karena dengan kehadiran tol jangan hanya numpang lewat saja, harus menuju sentra produksi yang ada di Jambi,” akunya.
Fauzi menambahkan interkoneksi tol ini perlu dibuat ke daerah sentra produksi karena saat ini program nasional menyasar kondisi yang saling berkaitan atau tematik.
“Semisal, untuk bantuan DAK bantuan perbaikan jalan yang diambil alih penanganannya oleh pusat seperti Tanjabtim dan Jangkat masuk karena ke Tanjabtim tematiknya Food Estate, sementara Jangkat tematiknya wisata, jadi harus begitu memang dibuatnya,” ucapnya.