Baca Jambi – Suasana berbeda terlihat dalam agenda tahunan Teater Tonggak yang digelar setiap di bulan Ramadhan, kali ini (Sabtu, 01/05/2021 malam) Dzikir Penyair harus membatasi peserta dan dengan pengawasan protokol kesehatan (Prokes) secara ketat karena masih kondisi pandemi covid-19.
“Kami tetap harus mematuhi protokol kesehatan dan mengikuti aturan dari Satgas Covid-19 kota Jambi, kami memiliki surat izin. Peserta sangat terbatas, dan penyelenggaraan berakhir setelah buka puasa bersama,” ujar Ketua Pelaksana, Fredy Fristama.
Seniman-seniman senior berbagai kalangan atau genre seni hadir; dari penyair seperti EM Yogiswara, Yupnical Saketi, Ide Bagus Putra; Pemusik Rd.Irwansyah, Andi Gomes, dan lainnya. Lalu Penggiat Teater Titas Suwanda, Komunitas Teater AiR, serta tamu undangan lainnya.
“Dzikir Penyair telah berlangsung sejak 2003 atau telah 18 tahun, walaupun ada tahun-tahun yang hanya kami laksanakan secara internal saja termasuk tahun 2020 awal pandemi covid-19. Untuk kali ini sangat terbatas dan ketentuan prokes wajib kita penuhi,” tutur Hendry Nursal, dalam kata sambutannya mewakili ketua Teater Tonggak.
Teater Tonggak resmi diperkenalkan kepada masyarakat luas pada 30 April 1999 yang didirikan oleh Didin Siroz, Mg Alloy, Edi Kuncoro, Ide Bagus Putra, Nanang Sunarya, Rd Irwansyah, Jefry ADP dan (Alm) Ahmad Rodhi.
“Lalu, teater Tonggak tepat pada 30 April kemarin berusia 22 tahun. Komunitas ini hadir dengan semangat Menggali, Mengembang, Lestari jatidiri. Kami melakukan aktivitas seni dengan tujuan menciptakan kesadaran sosial, kontrol sosial dan pembelajaran serta partisipasi masyarakat terutama di masa kekinian yaitu milenial melalui beragam aktivitas seni,” Tambah Hendry.
Pengunjung setelah memasuki gedung Teater Arena, tetap selalu diingatkan oleh Pemandu acara Salira Ayatusyifa, saat tanpak jarak terlalu dekat antar tamu undangan.
“Inilah ajang silaturahmi, kita dapat berjumpa muka dalam kehangatan seniman. Dan saya juga tak henti-hentinya turut mengingatkan kita masih dalam wabah pandemi, jangan lengah dan abai terhadap prokes, demi kenyamanan kita bersama. Penambahan kasus di provinsi Jambi masih terus terlihat baik itu positif, sembuh juga meninggal,” Tandas Hendry.
Disamping itu, Didin Sirojudin S.Sn Kepada Taman Budaya Jambi penyelenggaraan Dzikir penyair adalah bentuk rasa syukur, bentuk silaturahmi saat bulan ramadhan, meskipun harus memangkas jumlah kapasitas gedung, dan mengingatkan pandemi yang belum usai.
“Ramadhan menjadikan kita lebih mengingat sang pencipta, semua turut berzikir. Benar kata Hendry bahwa kita tentunya harus mematuhi prokes dalam kondisi wabah yang belum selesai, ini gedung berkapasitas 400 orang, kita pangkas hanya 100 undangan bahkan kita perkecil lagi hanya berjumlah 60 orang. Semoga terus terlaksana agenda ini kedepannya,” Pesannya.
Dzikir penyair, diisi dengan Musikalisasi puisi dari Sanggar Seni Lam Alief, Teater Alief, Sanggar Seni Rasi, Sanggar Seni Kerlip. Lalu Tembang Religi oleh Rd.Irwansyah; Pembacaan puisi oleh EM Yogiswara, Yupnical Saketi, Ide Bagus Putra, Ali Surahkman dan Titas Suwanda.
“Sudah 18 tahun dilaksanakan, harapan saya kedepan adanya pengumpulan puisi-puisi religi karya penyair Jambi yang akan dihadirkan pada dzikir penyair,” tutur EM Yogiswara, sebelum membacakan puisi.
Kegiatan turut dihiasi dengan penyerahan bantuan dari ACT Jambi secara simbolis kepada Teater Tonggak yang akan disalurkan kepada panti asuhan, Kemudian dzikir penyair diakhiri dengan Kultum, Doa dan buka puasa bersama.
“Terima kasih untuk Dinas Kebudayaan Pariwisata Provinsi Jambi melalui UPTD Taman Budaya Jambi, Kemendikbud, ACT, Sanggar dan seniman yang turut hadir. Saya juga mewakili ketua Teater Tonggak dan Ketua Pelaksana mohon maaf atas kekurangan dalam pelaksanaan. Serta kepada para tua-tua tengganai seniman, maafkan keterbatasan juga demi mematuhi prokes kita belum bisa berjumpa dalam dzikir penyair tahun 2021,” pungkas Hendry, seusai kegiatan. (Red/Rilis)