BACA JAMBI – PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), dengan dukungan dari PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) sebagai induk perusahaan, serta SKK Migas, melaksanakan seremoni Sail Away Jacket pertama, yakni jaket WPS-4, Proyek Sisi Nubi Area of Interest (SNB AOI). Acara seremoni berlangsung di lapangan PT Meindo Elang Indah di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, pada 5 November 2024. Kegiatan Sail Away Jacket pada proyek ini merupakan kelanjutan dari first cut of steel yang dilakukan pada Februari 2024 lalu.
Proyek SNB AOI merupakan proyek pengembangan lapangan lepas pantai (offshore) Sisi Nubi, 25 km lepas pantai dari Delta Mahakam di wilayah operasi PHM di Kalimantan Timur dengan kedalaman air mencapai 60-80 meter.
Senior Manager Projects PHM Faisal Akbar dalam sambutannya mengatakan bahwa proyek SNB AOI merupakan proyek penting untuk mendukung peningkatan produksi gas dan minyak (condensate) PHM dengan kapasitas desain rata-rata 30 MMSCFD (juta standar kaki kubik) per hari per anjungan dengan target mulai pada akhir tahun 2025.
“Proyek ini adalah proyek pembangunan anjungan yang sangat kompleks terdiri dari fabrikasi dan instalasi enam anjungan baru, pekerjaan modifikasi tiga anjungan eksisting, termasuk pekerjaan pemasangan pipa penyalur bawah laut sekitar 22 km, serta pekerjaan bawah laut dengan tingkat risiko sangat tinggi,” jelas Faisal.
Dari sisi rancangan, anjungan SNB AOI menerapkan rancangan anjungan ultra-minimalis di mana anjungannya memiliki berat paling ringan dibandingkan anjungan-anjungan terdahulu, bentuk rancangan yang tipikal untuk keseluruhan enam anjungan, dan mengaplikasikan teknologi panel surya sebagai salah satu sumber dayanya.
Pada kesempatan terpisah, General Manager PHM Setyo Sapto Edi menjelaskan bahwa perusahaan berkomitmen untuk terus berinvestasi dalam kegiatan pengeboran eksploitasi dan eksplorasi guna mendukung pencapaian target produksi migas nasional. “Selain itu, kami pun mendorong inovasi serta penerapan teknologi berdasarkan praktik-praktik terbaik di industri hulu migas nasional dan global pada seluruh aspek operasi dan bisnis perusahaan,” ungkapnya.
Setyo juga menambahkan bahwa Perusahaan berkomitmen agar proyek ini berjalan lancar dengan tetap mengutamakan keselamatan dan nihil kecelakaan atau zero fatality. Dalam pelaksanaannya, Proyek SNB AOI berhasil menjaga keselamatan kerja dua juta ham kerja (manhour) tanpa Lost Time Incident (LTI) sampai bulan September 2024. “Jumlah keseluruhan pekerjaan pada proyek ini sangat tinggi di mana diperkirakan akan mencapai 7 juta jam kerja (manhour) di akhir proyek,” imbuh Setyo.
Senior Project Management PT Pertamina Hulu Energi (PHE) Indra Nugraha yang berkesempatan hadir dalam seremoni Sail Away ini menekankan bahwa proyek SNB AOI merupakan proyek fast track dengan penjadwalan pekerjaan dan sasaran pemenuhan performa fasilitas yang sangat menantang, “Pertamina saat ini sedang mengelola sumur-sumur yang telah aging, sehingga memerlukan inovasi dan kreativitas yang diterapkan dalam setiap proses proyek yang akan memudahkan jalan menuju ke tahapan kemapanan energi sebagaimana telah ditetapkan oleh pemerintah,” ujarnya.
Indra juga menambahkan, kerja sama dan koordinasi yang baik sangat dibutuhkan dari semua pihak, termasuk dengan pihak kontraktor Engineering, Procurement, Supply, Construction, and Commissioning (EPSCC) agar proyek ini dapat berjalan dengan lancar. “Proyek pembangunan di wilayah Pertamina akan semakin masif mulai tahun 2025 dan hal tersebut tentu membutuhkan kerja sama yang baik dari semua pihak. Patut menjadi perhatian kita bersama untuk menjaga target onstream proyek agar dapat tercapai sesuai rencana,” tutup Indra.
Load out jacket atau proses memindahkan struktur jaket dan sail away pertama WPS-4 merupakan salah satu tonggak penting dari pelaksanaan Proyek SNB AOI, yang akan diikuti oleh jaket-jaket selanjutnya. Target sail away jaket dimulai di bulan November 2024 sehingga keseluruhan jaket akan terpasang di wilayah operasi PHM pada kuartal pertama tahun 2025. Selanjutnya, status Ready for Drilling untuk setiap anjungan akan dilakukan secara berseri dengan periode pelaksanaan antara kuartal II hingga III tahun 2025. Target onstream diharapkan mulai kuartal IV tahun 2025.
PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM) merupakan anak perusahaan PT Pertamina Hulu Indonesia (PHI) yang menjalankan pengelolaan operasi dan bisnis hulu migas sesuai prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Wilayah Kerja Mahakam di Kalimantan Timur. Melalui kerja sama dengan SKK Migas, PHM bersama anak perusahaan dan afiliasi PHI lainnya terus melakukan beragam inovasi dan aplikasi teknologi untuk menghasilkan energi yang selamat, efisien, andal, patuh, dan ramah lingkungan.