Kota Jambi – Wakil Wali Kota Jambi, Diza Hazra Aljosha, S.E., M.A., menjadi salah satu pembicara utama dalam Seminar Nasional bertajuk “Produk Lokal Berdaya Saing: Sinergi Strategi Pemasaran dan Nilai Kearifan Lokal”. Acara ini diselenggarakan oleh Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Industri Kreatif Jambi di Aula Griya Mayang, Rumah Dinas Wali Kota Jambi, Selasa (12/8/2025).
Seminar berlangsung interaktif dengan menghadirkan sejumlah narasumber kompeten. Di antaranya, Kepala Bidang Pemasaran Usaha Kecil Kementerian Koperasi dan UKM RI, Agni Iswarani, S.Sos., M.I.S., yang memaparkan materi tentang strategi pemasaran produk lokal di era digital. Sementara itu, Wakil Ketua Baznas Provinsi Jambi, Sri Rahayu, M.Pd., membahas peran Baznas dalam penguatan UMKM dan pemberdayaan mustahik.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota Jambi menekankan pentingnya sektor ekonomi kreatif sebagai fondasi perekonomian daerah. Menurutnya, UMKM yang tangguh akan menjadi penopang utama kemajuan Kota Jambi yang dikenal sebagai kota perdagangan dan jasa.
“Seminar seperti ini menjadi ruang penting untuk membina dan memperkuat kapasitas pelaku UMKM. Pemerintah Kota Jambi pun telah menyiapkan berbagai program pendukung, salah satunya BALIKAT (Balai Latihan Kerja Tematik) yang dirancang untuk membantu UMKM naik kelas,” ungkap Diza.
Dalam paparannya yang berjudul “Kolaborasi Pemerintah, Kampus, dan Pelaku Usaha dalam Ekosistem UMKM Berkelanjutan”, Diza juga menyinggung tantangan era Society 5.0. Ia menyebut ada enam aspek utama yang harus diantisipasi, yakni digitalisasi, perubahan budaya, tantangan iklim, persaingan usaha, keterbatasan lapangan kerja, serta kesenjangan akses permodalan.
Lebih jauh, ia menyoroti peran strategis pemuda dalam menghadapi era Industri 5.0. Menurutnya, generasi muda harus berani tampil sebagai inovator teknologi, wirausaha muda, dan penggerak ekonomi berkelanjutan. Untuk itu, kata Diza, diperlukan tiga langkah kunci: peningkatan kualitas pendidikan (education), keterlibatan aktif pemuda (engagement), serta penciptaan lapangan kerja baru (employment).
Dalam sesi tersebut, Diza juga memaparkan teori cashflow quadrant yang menekankan pergeseran pola pikir dari sekadar mencari penghasilan aktif menuju membangun aset dan sistem yang berkelanjutan. Konsep ini, menurutnya, sejalan dengan arah pengembangan UMKM di Kota Jambi.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Pemkot Jambi telah meluncurkan berbagai program, seperti BANK HARKAT (bantuan modal tanpa agunan), RUMEL (Ruang Milenial) untuk membentuk generasi kreatif dan berdaya saing, hingga program KOTA TANGGUH yang berfokus pada penataan ruang dan peningkatan infrastruktur. Selain itu, berbagai agenda rutin seperti Festival Tumpah Ruah, Gebyar UMKM, Karnaval Angso Duo, dan Kota Tua Seribu Kuliner terus digelar sebagai ajang promosi dan penguatan produk lokal.
“Generasi muda yang ingin memulai usaha harus memiliki bekal kompetensi, mulai dari wawasan luas, kemampuan berbahasa asing, manajemen keuangan, public speaking, hingga keterampilan kreatif dan teknis. Dengan itu, UMKM tidak hanya mampu bertahan, tetapi juga berkembang pesat dan menjadi inspirasi,” tegasnya.
Ketua Asosiasi Industri Kreatif Jambi, Dwi Mutiara, dalam kesempatan yang sama menyampaikan bahwa tujuan seminar ini adalah memperkuat UMKM, khususnya sektor industri kreatif berbasis digital dan ekonomi syariah. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor agar produk lokal Jambi tidak hanya menjadi identitas daerah, tetapi juga mampu bersaing di pasar global.
“Dengan sinergi antara pemerintah, lembaga keuangan, perguruan tinggi, dan pelaku usaha, kita yakin UMKM Jambi bisa terus tumbuh dan berdaya saing. Seminar ini adalah langkah nyata menuju UMKM yang mandiri dan berkelanjutan,” ujarnya.