Baca Jambi – Hari ini Yamaha Jambi kembali menggelar seminar kesehatan dengan tema Kisah Penyintas Covid-19 Jambi: Berjuang atau Kalah.
Diikuti oleh hampir 250 peserta, seminar ini bekerjasama dengan Institut Agama Islam Muhammad Azim Jambi (IAIMA).
Seminar ini langsung dibuka oleh Wakil Walkota (Wawako) Jambi, Dr.dr. Maulana, MKM.
Dalam sambutannya, dr Maulana mengatakan pandemi ini bisa diatasi dengan adanya kesamaan misi dari smua pihak.
Partisipasi Yamaha memberi edukasi kepada masyarakat seperti webinar kali ini juga dikatakan Maulana adalah bentuk partisipasi yang baik dan perlu diapresiasi.
Maulana dalam kesempatan ini mengatakan, sejak penerapan PPKM Level 4 di Kota Jambi beberapa waktu lalu, dampak signifikan telah terjadi di Kota Jambi, angka positif harian Covid-19 di Kota Jambi dari 2000 kini turun di bawah angka 200, tingkat hunian kamar yang sudah di bawah 30 persen dan pasien isolasi yang sudah turun di bawah angka 10 persen.
Sementara itu Sentosa Tampomas, Chief Yamaha DDS Jambi menjelaskan bahwa webinar kesehatan memang sengaja digelar Yamaha dengan banyak tema dan narasumber kompeten, sebagai bentuk soft edukasi bagi masyarakat dan bekerjasama dengan berbagai kampus di Provinsi Jambi sejak pandemi covid-19.
Ia juga mengucapkan terimakasih kepada Kampus IAIMA Jambi yang telah mendukung kegiatan ini dan telah melibatkan mahasiswanya sebagai partisipan.
Narasumber webinar hari ini adalah Direktur Utama RS Bairurrahim Pertamedika IHC, dr Jasril Hardiyanto MKM dan Rafika Siregar selaku penyintas Covid-19. Pemateri memaparkan banyak pengetahuan tentang Covid-19 dan berbagi pengalaman dan tips saat menjalani perawatan sebagai pasien Covid-19.
Di momen berbeda, Wakil Rektor 1 IAIMA Jambi, Saidina Usman M.Phil mengatakan, kegiatan seperti ini merupakan salah satu momen baik yang harus dimanfaatkan mahasiswa.
Ia juga berterimakasih karena kegiatan webinar ini telah diselenggarakan di Kampus IAIMA Jambi dan berharap selanjutnya akan ada kegiatan lainnya yang bisa disinergikan, baik itu kaitannya dengan pengabdian masyarakat maupun untuk peningkatatan kapasitas mahasiswa. (Red)