Baca Jambi – Didin Sirojudin,S.Sn ialah tokoh teater di Jambi, selaku Aparatur Sipil Negara (ASN) dia memiliki tugas dan mendapat penempatan di provinsi Jambi dari kementerian pendidikan dan kebudayaan Republik Indonesia sejak tahun 1993.
“Saya pertama kali menginjakkan kaki di Jambi pada November 1993, saya betul orang teater bukan hanya karena kuliah di bidang teater, sejak sekolah dasar saya sudah berteater di Bandung hingga di masa sekolah menengah atas bergabung dalam grup Teater AH. Setelah terus bergelut di Teater,” Terangnya.
“Setelah selesai pendidikan, pada 1993 itulah saya ke Jambi karena memang ditugaskan oleh kementerian pendidikan dan kebudayaan, direktorat kesenian waktu itu. Saya berada di Taman Budaya, tupoksi yang ditugaskan ialah bagaimana cara meningkatkan fungsi taman budaya dalam kegiatan teater,” Tambah lelaki yang resmi purnatugas pada 1 Juli 2021.
Disinggung seperti apa kondisi perteateran di Jambi saat kedatangannya, Didin menyebut ada Kelompok yang cukup punya nama dibawah pimpinan Arifin Ahmad dan Bonarti Lubis.
“Pada awal, ada beberapa teater yang cukup punya nama seperti Teater Hitam Putih dan Pancarona, lalu ada yang berasal dari kampus. Saya pun mencoba menggabungkan diri dalam kelompok Teater, yaitu bersama mendirikan kelompok yang bernama Teater Tonggak Jambi, untuk membangunkan seni teater, dan bagaimana menumbuh kembangkan teater di Jambi,” Cerita Didin, sembari bernostalgia dengan masa lalunya.
Tepatnya lelaki biasa disapa Abah Didin Siroz, berada di Taman Budaya Jambi (TBJ) dan mengantarkannya pula sebagai Kepala TBJ, yang kini berada pada UPTD Dinas kebudayaan pariwisata provinsi Jambi. Selaku orang asing masa itu atau perantauan, walau tak secara gamblang dilontarkannya namun dia tak menampik adanya perlakuan primordial.
“Ya namanya hidup, saya tak perlu memaksakan orang untuk suka dengan saya semua dan juga harus membenci saya semua, biarkan saja. Yang jelas saya hanya punya tekad, bahwa itu tidak harus menghalangi proses kreatif saya, saya lawan dengan itu semua. Kalau ada yang tidak suka saya atau kelompok saya ya biarkan saja dilawan dengan karya,” Tegasnya saat berada di Channel Youtube Hendry Noesae, Rabu (30/06/2021) malam.
“Kalau hanya mikirkan itu saja, kapan dia berkarya jadi dilawan dengan karya. Setelah sekian lama ya terus berkarya, tidak hanya mengingat orang yang tidak suka bahkan itu harus jadi pemicu untuk terus bergerak, berkarya, berproses yang lebih baik,” Imbuhnya dengan penuh semangat.
Sebagaimana tayangan ‘Didin Siroz Blak-Blakan, Primordial Menerpa Dirinya Selaku Orang Asing’ di Channel Hendry Noesae, Didin Siroz seusai pergelaran Nyanyian Angsa karya Anton P Chekov, berkata akan terus berkarya meskipun telah pernatugas sebagai abdi negara.
“Meskipun sebagai ASN atau abdi negara saya purnatugas, namun tidak menjadikan saya berhenti untuk berkarya. Saya akan terus berkarya, terus berkarya untuk memajukan seni dan budaya di Jambi khususnya di dunia teater,” Harapnya.
Turut dihadirkan Putra Agung, yang juga mengikuti perjalanan Didin Siroz sejak tahun 2000 sebagai anggota dan salah satu aktor terbaik di Teater Tonggak menyebut sosok Ayah dua anak ini bukan hanya sebagai guru, namun teman bahkan sosok seorang bapak baginya.
“Abah didin, bukan hanya guru dan pelatih bagi saya di dunia teater, namun dia adalah teman, sahabat bahkan seorang bapak bagi saya,” Tutur Putra Agung. (*)