Baca Jambi – Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak pada Sabtu 9 Januari 2021 pada pukul 14.40 WIB dikabarkan hilang kontak. Tak lama kemudian pesawat Boeing 737-500 itu dipastikan jatuh di antara perairan Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, Jakarta.
Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak itu membawa penumpang 46 dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi, pilot-kopilot, seorang safety flight officer, dan tiga awak kabin.
Sementara itu, usai pesawat Boeing 737-500 itu dilaporkan jatuh, Direktur Utama (Dirut) Sriwijaya Air, Jefferson Irwin Jauwena mengatakan bahwa pesawat yang hilang kontak pada Sabtu 9 Januari 2021 dengan rute Jakarta-Pontianak itu layak terbang.
Jefferson Irwin Jauwena menuturkan bahwa pesawat Boeing 737-500 itu dalam keadaan sehat.
“Kondisi pesawat dalam kondisi sehat,” tutur Dirut Sriwijaya Air tersebut dalam jumpa pers yang diselenggarakan di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Banten, Sabtu 9 Januari 2021.
Disampaikan oleh Dirut Sriwijaya Air tersebut, sebelum pesawat Boeing 737-500 itu terbang, dinyatakan tidak mengalami kerusakan.
Sebelum pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak hilang kontak, Jefferson menerangkan bahwa pesawat tersebut sudah terbang ke Pontianak dan Pangkal Pinang. Menurutnya bahwa kala bertolak ke Pontianak untuk kedua kalinya seharusnya tidak ada masalah.
Adapun terkait keterlambatan pesawat Boeing 737-500 tersebut, Dirut Sriwijaya Air itu mengatakan bahwa hal tersebut lantaran cuaca yang tidak mendukung.
“Delay (keterlambatan) akibat hujan deras, makanya ada delay 30 menit saat boarding,” katanya, seperti dilaporkan Antara.
Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Adita Irawati mengatakan bahwa sejumlah unsur terkait mengerahkan potensinya untuk proses pencarian dan penyelamatan.
Dalam proses SAR tersebut, Kemenhub mengirimkan satu kapal, Basarnas sebanyak tiga kapal utama, tiga kapal karet, dan dua sea rider, TNI AL sebanyak tiga kapal KRI, dan Polair Polda sebanyak enam kapal.
“Seluruh jajaran bergerak cepat untuk pencarian dan penyelamatan,” katanya menerangkan.
Sebelumnya, pada pelaksanaan operasi SAR pesawat Sriwijaya SJ 182 tersebut, Kepala Badan SAR Nasional (Kabasarnas) Marsekal Madya TNI (Purn) Bagus Puruhito, selaku SAR Coordinator (SC) menerima serpihan-serpihan badan pesawat yang diduga kuat berasal dari pesawat yang dilaporkan hilang kontak di antara perairan Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, DKI Jakarta itu.