Jambi – Anggota DPRD Provinsi Jambi, Kemas Al Farabi menghadiri acara Ziarah Kubro dan Haul Masyayikh dalam rangka peringatan 1 Abad Perukunan Tsamaratul Insan, di Jambi Seberang, Kota Jambi pada Minggu (26/2/2023).
Menurut Kemas, pelestarian budaya keagamaan diperlukan untuk mengingat perjuangan para ulama terdahulu.
“Saya mendukung kegiatan haul ziarah makam ini dijadikan kegiatan tahunan untuk melestarikan budaya keagamaan dan mengingat perjuangan para pendiri madrasah di seberang,” ucapnya kepada wartawan.
Kemas menjelaskan, para ulama terdahulu telah menjadi pelopor pendidikan agama dan syiar islam ke pelosok pelosok.
“Alumni Ponpes saat ini sudah mencapai ratusan ribu orang tersebar dan berkiprah di bidang pekerjaan masing-masing,” jelasnya.
Terakhir, Kemas Al Farabi berharap kegiatan ini menjadi agenda rutin tahunan, ia juga meminta makam makam ulama di Jambi Seberang harus diperhatikan oleh Pemerintah Provinsi (Pemrov) Jambi.
“Anggaran untuk merawat makam dan dibaguskan harus ada, Pemrov Jambi harus kembali ke sejarah dan menjadikannya cagar budaya, harus dilestarikan dan diperhatikan betul karena benteng moral adalah pendidikan agama,” tutupnya.
Adapun Perukunan Tsamaratul Insan didirikan oleh para ulama Jambi yang diresmikan oleh Residen Negeri Jambi No. 1336 pada tanggal 10 September 1915 M, bertepatan dengan tanggal 1 Zulqoidah tahun 1333 H.
Pengesahan itu ditandatangani oleh salah satu anggota pengurusnya yaitu Haji Ibrahim bin Haji Abdul Majid dari Kampung Tengah.
Pengurus perukunan awalnya berjumlah enam orang yang mewakili beberapa kampung di Jambi Seberang saat itu yaitu:
1. Haji Abdus Somad bin Haji Ibrahim Hof (Penghulu Kotamadya Jambi).
2. Haji Ibrahim bin Haji abdul Majid (kampung Tengah).
3. Haji Ahmad bin Haji Abdul Syukur (Kampung Tahtul Yaman).
4. Haji Usman bin Haji Ali (Kampung Tanjung Johor).
5. Kemas H Muhammad Sholeh bin Haji Muhammad Yasin (Kampung Tanjung Pasir).
6. Sayyid Alwi bin Muhammad bin Syihab (Kampung Pasar Jambi).
Mengenai pondok pesantren (Ponpes) tertua di Jambi, dalam sejarah terbentuknya, dikisahkan jika ulama ulama Jambi Seberang dulu menunaikan haji secara bersamaan tahun 1911 dan berguru dengan Syekh Ahmad Khotib. Bersaman dengan itu, ulama ulama tersebut berikrar di depan Ka’bah bahwa setelah pulang haji dari Makkah akan mendirikan Ponpes.
Untuk diketahui, ada 4 Ponpes yang tertua di Jambi Seberang, pertama Ponpes Nurul Iman yang berdiri tahun 1915, Ponpes Nurul Islam yang berdiri tahun 1916, dan Ponpes Saadatudaren yang berdiri tahun 1917, dan terakhir adalah Ponpes Jauharen yang berdiri tahun 1918 di pusat Jambi Seberang.