Baca Jambi – Abdus Samad menelepon istrinya Divi Susila. Dia mengabarkan berita gembira bahwa dua hari lagi ia akan dilantik sebagai Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK). Hari itu Senin (26/2) dia menerima undangan pelantikan. Istrinya kebetulan masih di kantor BPD Desa Mendaharatengah Kecamatan Mendahara. Sang istri pun bergegas pulang menemui suami tercinta. Keduanya larut dalam keharuan. Kali ini kegembiraan melebihi saat pengumuman kelulusan pertengahan Desember tahun lalu.
Dengan sigap sang istri mengeluarkan tas dan mengisinya dengan sejumlah pakaian. Khusus celana hitam dan kemeja putih Somad ia setrika kembali. Ia ingin suaminya terlihat gagah saat pengambilan sumpah. Tak lupa perlengkapan Adiba Zhakirati Rahmani putri semata wayang mereka ikut disiapkan. Moment spesial tak mau mereka lewatkan. Sebagai anggota BPD Menteng, Divi meminta izin kantornya untuk tidak masuk kerja selama dua hari.
Mereka harus berangkat Selasa (27/2) ke Muarasabak. Maklum, untuk ke Muarasabak dibutuhkan waktu sekitar tiga jam perjalanan. Jika berangkat Rabu pagi dikhawatirkan hujan dan terlambat hadir. Mereka pun menginap di Muarasabak di rumah kerabatnya.
Hari ini penantian panjang itu terjawab. Dipimpin langsung Bupati Romi H Romi Hariyanto, Abdus Samad dan 236 peserta lainnya diambil sumpah sekaligus menerima SK. Abdus Samad resmi menjadi guru PPPK. Dia memilih formasi guru SMPN 8. SMP Satu Atap di Desa Bakti Idaman. Desa sebelah kampungnya. Untuk sampai ke sekolah ini Samad harus menempuh perjalan satu jam dengan sepeda motornya. “Kalou hujan mungkin lewat sungai pakai speedboat atau pompong,” kata Somad.
Somad memilih mendaftar sebagai PPPK guru karena memang disiplin ilmunya adalah pengajar. Ia lulusan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Syaifuddin Jambi. “Saya S1 Matematika angkatan 2011,””jelas Somad ditemui usai pelantikan di kantor bupati.
Somad bercerita sempat pesimis lulus. Pasalnya dia sama sekali tidak punya kerabat di kalangan pejabat Tanjabtim. Dia merasa untuk urusan seleksi selalu harus ada orang dalam. “Sempat pesimis Bang, maklumlah kita tidak punya siapa – siapa, tapi mendengar pernyataan pak bupati waktu pendaftaran dulu bahwa semua proses dipastikan fair, saya jadi optimis lagi. Alhamdulillah apa yang dikatakan pak bupati terbukti. Kami semua sangat berterima kasih kepada beliau,”beber Somad.
Somad terpaksa merelakan posisinya sebagai Kepala Urusan Umum dan Perencanaan yang selama ini ia jabat di Pemerintahan Desa Mendaharatengah. Bukan karena pertimbangan salary. “Saya ingin mengaplikasikan ilmu matematika yang saya pelajari kepada anak – anak desa. Saya ingin buktikan bahwa matematika itu mengasyikkan dan mampu menumbuhkan kepercayaan diri,”ucap Samad.
Kepada para pelamar PPPK maupun pelamar CPNS yang akan datang Samad berpesan untuk selalu optimis. “Kami semua sudah membuktikan bahwa di Tanjabtim ini semua proses seleksi berjalan bersih dan tidak ada KKN, pak bupati langsung yang menjamin dan kami ini buktinya,” tutup Samad. (Red)