Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan penahanan 3 (tiga) orang Tersangka kasus dugaan korupsi berupa suap pengadaan katalis di PT Pertamina Persero tahun anggaran 2012-2014.
“KPK melakukan upaya paksa penahanan terhadap 3 (tiga) orang Tersangka, dugaan korupsi berupa suap pengadaan katalis di PT Pertamina Persero tahun anggaran 2012-2014,”kata Asep Guntur Rahayu Plt Deputy Penindakan dan Eksekusi KPK, dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (9/9/2025).
Adapun 3 (tiga) orang Tersangka, yang ditahan, yaitu:
1. Gunardi Wantjik (GW) selaku Direktur PT Melanton Pratama
2. Frederick Aldo Gunardi (FAG)
selaku Manajer Operasi di PT MP.
3. Alvin Pradipta Adyota (APA) selaku pihak swasta atau anak dari Sdr. CD.
“Sedangkan, satu tersangka lainnya yaitu mantan Direktur Pengolahan PT Pertamina, Chrisna Damayanto (CD) periode 2012 s.d 2014 belum ditahan karena saat ini masih dalam keadaan sakit,”ujar Asep Guntur.
Lanjut Asep Guntur yang didampingi juru bicara KPK Budi Prasetyo menjelaskan sebelum melakukan penahanan, pada bulan Juli 2025, KPK telah menetapkan 4 (empat) orang sebagai Tersangka, yaitu:
1. Gunardi Wantjik (GW) selaku Direktur PT Melanton Pratama
2. Frederick Aldo Gunardi (FAG)
selaku Manajer Operasi di PT MP atau dari Sdr. GW.
3. Chrisna Damayanto (CD) selaku Direktur Pengolahan PT Pertamina (Persero) periode 2012 s.d 2014.
4. Alvin Pradipta Adyota (APA) selaku pihak swasta atau anak dari Sdr. CD.
“Penahanan para tersangka dilakukan untuk 20 hari pertama, terhitung sejak tanggal 9 s.d 28 September 2025. Penahanan dilakukan di Rutan Cabang KPK Gedung Merah Putih K4 dan Rutan Cabang KPK Gedung C1,”jelas Asep Guntur
Adapun konstruksi perkaranya sebagai berikut:
a) Selaku perusahaan agen lokal katalis di Indonesia, PT Melanton Pratama (MP) diketahui menggunakan nama ALBEMARLE CORP yang merupakan bagian dari ALBEMARLE SINGAPORE Pte Ltd. (perwakilan kantor penjualan dan administrasi ALBEMARLE untuk wilayah Asia Pasifik, termasuk Indonesia) pernah mengikuti tender pengadaan katalis di PT PERTAMINA, namun gagal karena dianggap tidak lolos uji ACE Test.
b) Kemudian, Sdr. Frederick Aldo Gunardi (FAG) atas perintah Sdr. Gunardi Wantjik (GW) menghubungi Sdr. Alvin Pradipta Adyota (APA) selaku rekannya, untuk meminta Sdr. Chrisna Damayanto (CD) melakukan pengkondisian agar PT
Melanton Pratama (MP) dapat kembali mengikuti tender produk katalis Residue Catalytic Cracking (RCC) di RU VI Balongan.
c) Atas pengkondisian tersebut, Sdr. Chrisna Damayanto (CD) akhirnya membuat kebijakan penghapusan kewajiban lolos uji ACE Test bagi produk katalis, yang membuat PT Melanton Pratama (MP) terpilih menjadi pemenang pengadaan katalis di Balongan periode tahun 2013 s.d. 2014 dengan nilai kontrak sebesar USD 14,4 juta (sekitar Rp176,4 miliar – kurs rupiah pada tahun 2014).
d) Setelah terpilih sebagai pemenang pengadaan katalis, PT
Melanton Pratama (MP) kemudian memberikan sebagian fee yang berasal dari ALBEMARLE CORP kepada Sdr. Chrisna Damayanto (CD) sekurang-kurangnya Rp1,7 miliar pada periode tahun 2013 s.d. 2015.
e) Penerimaan fee itu diduga berhubungan dengan pengambilan kebijakan oleh Sdr. Chrisna Damayanto (CD) yang bertentangan dengan tugas dan kewajibannya selaku Direktur Pengolahan di PT. Pertamina.
“Atas perbuatannya, Sdr GW selaku Direktur PT Melanton Pratama dan Sdr. FAG selaku Manajer Operasi di PT MP sebagai pihak pemberi disangkakan telah melanggar Pasal 5 Ayat (1) huruf a atau huruf b UU PTPK jo. Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP. Sementara Sdr. APA sebagai pihak penerima disangkakan telah melanggar Pasal 12 huruf a atau Pasal 12 hurufb atau Pasal 11 Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP,” jelas Asep Guntur. (tugas)