Baca Jambi – Kepedulian terhadap lingkungan telah menjadi fokus utama bagi Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama dengan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Kedua lembaga ini bekerja sama dengan Rimba Satwa Foundation (RSF) dan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Provinsi Riau untuk menjalankan program konservasi Gajah Sumatra.
Hal ini dilakukan dalam upaya untuk memitigasi interaksi negatif antara gajah Sumatera dan masyarakat di sekitar wilayah perkebunan.
Menurut Priawansyah, Analis Kinerja Sosial PHR, program konservasi ini bertujuan untuk mengurangi dampak negatif dari keberadaan gajah Sumatera di wilayah operasi PHR yang didominasi oleh perkebunan. Saat ini, terdapat sekitar 70 hingga 80 ekor gajah liar di Wilayah Kerja Rokan, Provinsi Riau.
Upaya konservasi Gajah Sumatera ini melibatkan program Agroforestri yang melibatkan masyarakat setempat. SKK Migas – PHR bekerja sama dengan RSF untuk mendukung pemulihan habitat gajah dengan menanam tanaman pakan di area perlintasan gajah dan tanaman bernilai ekonomi tinggi bagi masyarakat, namun tidak disukai oleh gajah.
Saat ini, telah ditanam sekitar 224 hektar pohon di empat desa dan dua kecamatan di Bengkalis sebagai bagian dari program Agroforestri.
Penanaman tanaman pakan di area perlintasan gajah diharapkan dapat mencegah satwa ini mendekati perkebunan atau pemukiman warga. Selain memberikan dampak positif pada satwa dan lingkungan, program ini juga memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat setempat.
SKK Migas – PHR juga bekerja sama dengan BBKSDA Provinsi Riau untuk memasang GPS Collar pada gajah liar. Saat ini, sudah ada 7 gajah liar yang dilengkapi dengan perangkat GPS Collar.
Program konservasi gajah PHR telah meraih berbagai penghargaan, termasuk Gold Award pada Indonesia Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2022, Indonesia Social Responsibility Award 2023, dan CSR Outlook Award 2023.
Yanin Kholison, Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas kantor Perwakilan Sumatera Bagian Utara, menyatakan bahwa program ini selaras dengan target Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) dan juga aspek keberlanjutan lingkungan. Program ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain yang menghadapi masalah serupa dalam upaya memperbaiki interaksi antara satwa liar dan manusia.
Selain upaya konservasi Gajah Sumatera, PHR juga aktif meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat Riau melalui berbagai program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL). Program-program ini mencakup pendidikan, kesehatan, lingkungan, dan ekonomi. Sejak alih kelola, sudah ada 23 program TJSL yang dilaksanakan, memberikan manfaat kepada lebih dari 25 ribu penerima manfaat, dan meraih lebih dari 25 penghargaan nasional dan internasional.
Di bidang pendidikan, PHR menyelenggarakan program Beasiswa Prestasi untuk jenjang Sarjana (S-1) dan Pascasarjana (S-2).
Selain itu, PHR memberikan beasiswa kepada Suku Sakai, salah satu suku asli yang ada di Riau, serta siswa SMK program pengembangan vokasi. Beasiswa S-1 diberikan kepada 10 mahasiswa terbaik Riau untuk kuliah di Universitas Pertamina di Jakarta, sementara beasiswa S-2 diberikan kepada 2 mahasiswa terbaik untuk kuliah jurusan perminyakan di Amerika Serikat (AS).
Dengan berbagai program ini, SKK Migas dan PHR berkomitmen untuk tidak hanya menjaga lingkungan dan satwa liar, tetapi juga meningkatkan kualitas hidup masyarakat di wilayah operasional mereka. (Red)