Baca Jambi – Teka-teki siapa yang menjadi rektor baru di kampus biru, UIN Sulthan Thaha Syaifuddin (STS) Jambi akhirnya terjawab sudah. Kepastian ini diperoleh setelah Menteri Agama secara resmi melantik rektor baru secara definitif hari ini, Kamis (28/12) siang.
Pejabat baru yang dilantik sebagai Rektor UIN STS Jambi adalah Prof. Dr. Asad Isma, M.Pd. Pelantikannya berlangsung bersamaan dengan dilantiknya sejumlah pejabat lainnya di dalam lingkup Kementerian Agama RI, di Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Timur, Sidoarjo, Jawa Timur.
Prof. Asad Isma seusai pelantikan, mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Seturut itu dia juga mengucapkan terima kasih kepada Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, beserta seluruh jajaran di Kementerian Agama serta semua pihak terkait yang telah berkontribusi aktif dalam menyukseskan tiap tahapan penjaringan calon rektor UIN STS Jambi.
“Bagi kami, siapapun terpilih, itu adalah amanah. Semua calon rektor tentunya punya kapasitas dan kapabilitas yang hebat semua. Apapun hasilnya hari ini, kita semua serahkan semua kepada Allah SWT. Semoga apapun itu tiap langkah kita ke depan selalu mendapat lindungan Allah SWT,” katanya disambut haru oleh sejumlah undangan yang hadir seusai pelantikan.
Menurut Prof. Asad, tantangan UIN STS Jambi ke depan tentunya bakal lebih komplek lagi seiring dengan laju kemajuan zaman. Oleh karenanya sangat penting sekali adanya kebersamaan dan kekeluargaan terus dibangun selama masa kepemimpinannya.
“Jabatan adalah amanah, dan memajukan UIN STS Jambi tentunya adalah keniscayaan. Itu adalah komitmen kita bersama. Sejak awal niatan kami juga begitu. Sejak mendaftar (sebagai calon rektor, red), kita sama-sama mendaftar dengan yang lain.Tidak ada yang namanya lawan. Tidak ada juga yang namanya kalah-menang. Kita semua adalah bagian dari keluarga di dalam rumah besar kita, UIN STS Jambi. Kita pun mau ke depan juga terus seperti itu,” ujarnya.
Ke depan, Prof. Asad berencana untuk terus menggerakkan semua potensi yang ada. Tujuannya agar berbagai program, target, dan cita-cita semua civitas akademika UIN STS Jambi dapat diraih. Termasuk di dalamnya program-program yang sudah dijalankan oleh rektor sebelumnya.
“Program-program yang baik telah dijalankan dan beberapa prestasi yang telah dicapai oleh pak rektor sebelum saya, Prof. Suaidi, tentunya akan kita lanjutkan. Termasuk untuk cita-cita rektor-rektor sebelumnya, juga akan lihat lagi. Semua itu akan coba kita inventarisasi dan itu jadi kekayaan kita dalam perencanaan program ke depan. Sekaligus dalam kepemimpinan saya, komitmen untuk terus meningkatkan akreditasi, menjadi hal yang sangat penting,” katanya.
“Yang jelas, di dunia nyata ini tidak ada superman. Yang ada itu super team. Maka dari itu, kita berkomitmen ingin maju bersama. Membangun UIN STS Jambi ini tak bisa sendirian. Kita harus bersama-sama. Saya mohon ke depan untuk terus didoakan dan mendapat dukungan dari seluruh pihak, khususnya dari semua masyarakat di Provinsi Jambi,” ujarnya.
Jejak Prof. Asad: Dari Marbot, Aktivis, Guru Besar, Kini Rektor UIN STS Jambi
Nama Prof. Dr Asad Isma, M.Pd., cukup dikenal luas di tengah masyarakat Provinsi Jambi. Pria kelahiran Muara Indung, Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, ini adalah sosok yang berasal dari keluarga yang memiliki serba kemewahan.
Hidupnya penuh liku, perjuangan dan juga ujian.
Semasa kuliahnya tahun 1987-1991, dia juga sembari menjadi marbot Masjid Al Hidayah, Kawasan Pasar Keluarga, Sipin, Kota Jambi. Saat menjadi marbot, dia terus mengasah kemampuan dan menimba pengalaman baik di bidang keilmuan, keorganisasian, maupun keagamaan dengan banyak orang yang dikenalnya. Termasuk di antaranya, salah seorang Guru Besar Universitas Jambi Prof. Dr Amri Amir, yang semasa Prof. Asad Isma menjadi marbot, dia merupakan salah seorang pengurus di masjid tersebut.
Semasa kuliah di IAIN (sebelum alih status menjadi UIN) STS Jambi, Prof. Asad di sela aktivitasnya menjadi seorang marbot, dia setiap hari berjalan kaki dari Kawasan Sipin menuju kampus di Kawasan Telanaipura.
Pulang kuliah, dia isi dengan aktivitas mengajar ngaji dari rumah ke rumah agar kebutuhan ekonominya bisa terpenuhi.
Kerja kerasnya selama kuliah membuahkan hasil pada tahun 1994. Dia menjadi salah seorang yang terpilih sebagai dosen. Mulai dari tahun itulah, dia memulai kariernya, sebagai dosen di UIN STS Jambi sejak tahun 1994, semasa UIN STS Jambi masih berstatus Institut Agama Islam Negeri (IAIN).
Dia mengawali karirnya sebagai dosen di Fakultas Ushuluddin, pernah juga menjadi sekretaris Kopertais, sebelum pada akhirnya dipercaya sebagai Wakil Rektor II bidang Administrasi Umum, Perencanaan, dan Keuangan UIN STS Jambi pada periode sebelumnya di bawah kepemimpinan Prof. Dr. Suaidi Asyari, M. A., Ph. D.
Pada masa menjabat sebagai wakil rektor II itu, Prof. Asad juga berhasil meraih gelar guru besar dengan pengajuan proses yang cukup cepat dari Mendikbudristek karena keahliannya atas bidang ilmu Manajemen Sumber Daya Insani terhitung 1 Juli 2022.
Pria yang berusia 53 tahun ini menyelesaikan studi S1 di IAIN STS Jambi pada tahun 1987. Dilanjutkan kemudian pada tahun 1996 dia menamatkan kuliah di Universitas Negeri Padang. Lalu tepat pada tahun 2015 dia menyelesaikan studi doktoralnya (S3) di Universitas negeri Jakarta.
Untuk diketahui, selain menjadi dosen, pria yang dikenal ramah bergaul dan humoris ini juga aktif di berbagai organisasi sejak masih menjadi mahasiswa hingga saat ini.
Semasa mahasiswa, dia merupakan sempat menjabat Ketua Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) di Jambi yakni pada tahun 1992-1996. Lalu dia juga pernah diamanahkan sebagai Ketua Wilayah Gerakan Pemuda Ansor di Provinsi Jambi.
Di samping itu, Prof. Asad Isma juga dikenal sejak lama karena biasa menjadi narasumber di berbagai media massa di Provinsi Jambi, baik itu media cetak, maupun elektronik.
Dia seringkali diminta pendapat ilmiahnya oleh wartawan untuk bidang politik maupun sosial di Provinsi Jambi.
Beberapa kali juga dia dipercaya sebagai bagian dari tim seleksi penyelenggara Pemilu, baik itu KPU maupun Bawaslu, dan sebagai tim seleksi KPID di Provinsi Jambi.
Tak cukup disitu, dia juga dipercaya sebagai dewan riset daerah, pernah terlibat aktif di Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) Provinsi Jambi, Majelis Ulama Indonesia (MUI), Lembaga Adat Melayu Provinsi Jambi, dan kini juga tengah mengemban amanah sebagai Ketua Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Provinsi Jambi.
Di dalam bidang politik, pada masa seorang ASN masih diperkenankan untuk mencalonkan diri, Prof. Asad Isma juga pernah punya catatan atas keikutsertaan di Pilkada di Kabupaten Sarolangun tahun 2011 lalu.
Namun nasib berkata lain, dia tidak berhasil terpilih pada pesta demokrasi tersebut. Akhirnya, selepas itu, dia memilih kembali aktif menjadi tenaga pengajar di kampus UIN STS Jambi, hingga akhirnya hari ini, Kamis (28/12), dia dilantik sebagai Rektor UIN STS Jambi.
Di dalam hidupnya, Prof. Asad Isma selalu berprinsip bahwa apabila membawa kebaikan untuk orang banyak, mestilah didahulukan. Baginya, hidup harus terus diperjuangkan. “Kita harus terus bergerak maju. Jika sesuatu hal kita anggap baik dan membawa manfaat bagi banyak orang, kita upayakan agar itu bisa diraih. Tentunya dengan bersama-sama dengan keterlibatan dan dukungan banyak orang,” ujarnya. (Red/Rls)