Baca Jambi – Di tengah dinamika ekonomi nasional, Provinsi Jambi menunjukkan geliat positif pada sektor jasa keuangan.
Laporan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Jambi per Maret 2025 mengungkapkan bahwa seluruh lini industri jasa keuangan tumbuh stabil dan turut memperkuat fondasi ekonomi daerah.
Perbankan Masih Jadi Penopang Utama
Perbankan umum di Jambi mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 6,78 persen secara tahunan (yoy), dengan total penyaluran mencapai Rp54,90 triliun. Menariknya, kredit syariah tumbuh jauh lebih cepat, yakni 15,58 persen, menandakan tingginya minat masyarakat terhadap layanan keuangan berbasis syariah.
Sementara itu, Dana Pihak Ketiga (DPK) juga meningkat 5,07 persen, dengan lonjakan drastis DPK syariah yang mencapai hampir 50 persen. Ini menunjukkan kepercayaan masyarakat yang makin kuat terhadap lembaga keuangan, khususnya perbankan syariah.
Dari sisi efisiensi, Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat mencapai 115,34 persen, jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 89,01 persen.
Rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terjaga di angka 1,78 persen, mencerminkan kualitas penyaluran kredit yang sehat.
UMKM masih menjadi perhatian utama. 46,61 persen dari total kredit bank umum disalurkan ke sektor ini, sejalan dengan upaya pemerintah memperkuat ekonomi rakyat.
BPR Masih Bertahan Meski Terkoreksi
Sementara itu, sektor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) mengalami sedikit tekanan. Penyaluran kredit turun 5,62 persen, namun DPK tetap tumbuh 3,41 persen.
Kredit ke sektor UMKM tetap dominan, bahkan mencapai 83,79 persen, menunjukkan peran strategis BPR dalam membiayai sektor produktif masyarakat kecil. Namun, tantangan masih ada: rasio kredit bermasalah di BPR tercatat tinggi di angka 16,05 persen.
IKNB Menunjukkan Geliat Positif
Di sektor Industri Keuangan Non-Bank (IKNB), pertumbuhan terjadi hampir di semua lini. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) tumbuh pesat dengan kenaikan pembiayaan 33,05 persen, menyalurkan dana sebesar Rp3,10 miliar ke lebih dari 1.600 nasabah.
Perusahaan pembiayaan mencatatkan lonjakan kontrak pembiayaan sebesar 43,49 persen, dengan total pembiayaan mencapai Rp9,04 triliun.
Modal ventura pun tak ketinggalan, naik 22,01 persen, meski sektor pergadaian mengalami penurunan aset sebesar 7,36 persen.
Investor Jambi Semakin Aktif di Pasar Modal
Pasar modal di Jambi menunjukkan gairah baru. Jumlah investor (Single Investor Identification/SID) melonjak 14,61 persen, menembus angka 139 ribu orang.
Nilai transaksi saham mencapai Rp1,07 triliun, meningkat tajam 40,19 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Meski transaksi reksa dana menurun hampir 37 persen, tren peningkatan partisipasi masyarakat dalam pasar modal tetap menjadi sinyal positif bagi ekonomi daerah.
Literasi Keuangan dan Perlindungan Konsumen Terus Ditingkatkan
OJK Jambi gencar melaksanakan edukasi keuangan. Hingga April 2025, telah digelar 25 kegiatan literasi dengan total 3.900 peserta. Dalam hal perlindungan konsumen, OJK menerima 50 pengaduan, sebagian besar berasal dari sektor perbankan dan IKNB.
Pelayanan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) juga aktif dimanfaatkan masyarakat, dengan lebih dari 3.100 permintaan tercatat.
OJK turut mengingatkan masyarakat untuk selalu memeriksa legalitas entitas keuangan agar terhindar dari investasi ilegal.
Melalui Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD), OJK Jambi aktif mendorong perluasan inklusi keuangan. Dua kegiatan TPAKD telah dilaksanakan pada April 2025, yakni rapat koordinasi di Kota Jambi dan edukasi keuangan di Kabupaten Bungo.
Fokus kegiatan meliputi peningkatan sinergi antar-lembaga dan mempertemukan pelaku usaha dengan produk layanan perbankan yang sesuai kebutuhan.
Kepala OJK Jambi, Yan Iswara Rosya, menyampaikan bahwa sinergi antara pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan masyarakat menjadi kunci untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi inklusif dan berkelanjutan.
“Dengan pertumbuhan yang positif dan program yang tepat sasaran, kami optimistis sektor keuangan akan menjadi lokomotif kemajuan ekonomi Jambi,” ujarnya. (hs/*)