BACA JAMBI – Lembaga Uji Kompetensi Wartawan UPN (Universitas Pembangunan Nasional) ‘Veteran’ Yogyakarta (LU-UKW UPNV Yogyakarta) kembali menguji para wartawan di perbatasan. Kali ini, difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara (Kaltara), LU-UKW UPNV Yogyakarta menguji 19 orang wartawan perbatasan di Nunukan Kaltara, Rabu-Kamis, 6-7 November 2024.
UKW yang digelar di Kantor Kabupaten Nunukan itu diikuti oleh 19 orang wartawan dari Pulau Nunukan dan Pulau Sebatik yang berbatasan langsung dengan Tawau, Sabah Malaysia. Mereka inilah para peserta UKW Nunukan Angkatan Pertama. Bersamaan dengan kegiatan UKW juga dilaksanakan workshop tentang Government Media Relation yang diikuti oleh Humas SKPD di Nunukan.
Pembicaranya, dosen Ilmu Komunikasi Fisip UPNVY Dr. Susilastuti DN, M.Si. Workshop dimaksudkan untuk menyamakan persepsi pentingnya keberadaan wartawan yaitu untuk memberikan informasi yang berkecukupan kepada publik. Dalam kesempatan itu juga dipaparkan mekanisme yang bisa ditempuh bila ada sengketa terkait karya jurnalistik wartawan.
“Hari ini, kami bekerja sama dengan Universitas Pembangunan Nasional Veteran Yogyakarta, yang telah dipercaya Dewan Pers untuk menyelenggarakan uji kompetensi wartawan tingkat nasional. Uji Kompetensi Wartawan ini merupakan upaya dari pemerintah untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan wartawan sebagai mitra pemerintah daerah,” ujar Bupati Nunukan Hj. Asmin Laura Hafid, SE, MM, PhD dalam sambutannya yang dibacakan oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setkab Nunukan, Abdul Munir.
Harapannya, lanjut Abdul Munir, setelah mengikuti uji kompetensi ini, seluruh wartawan yang melaksanakan kegiatan jurnalistik di Kabupaten Nunukan dapat memahami kode etik jurnalistik dengan baik, sehingga mereka menjadi wartawan profesional, handal, dan dapat dipercaya, serta mampu menghasilkan karya jurnalistik berkualitas.
“Uji kompetensi ini sangat penting, karena kenyataannya, euforia atas keterbukaan informasi yang ada saat ini justru sedikit demi sedikit mengikis etos kerja dan kualitas wartawan. Banyak wartawan yang mulai jarang melakukan liputan langsung, observasi, dan investigasi. Mereka lebih mengandalkan siaran pers atau menyalin berita dari media lain, sehingga kualitas karyanya belum mencapai harapan,” papar Bupati Nunukan.
Bupati Hj. Asmin Laura Hafid juga menyinggung hubungan antara pemerintah dan wartawan yang dinilainya sangatlah penting. Keduanya ibarat dua sisi mata uang yang saling melengkapi, membutuhkan, dan menguntungkan satu sama lain. Pemerintah membutuhkan wartawan untuk mempublikasikan program, capaian, dan keberhasilan kepada masyarakat, sementara wartawan membutuhkan pemerintah sebagai salah satu sumber informasi yang penting.
“Hubungan antara pemerintah dan wartawan ini sering mengalami pasang surut—kadang harmonis, namun kadang terjadi perbedaan pendapat. Namun, saya percaya, selama komitmen keduanya sama, yaitu untuk menyuarakan kebenaran dan membela kepentingan masyarakat, media dan pemerintah akan selalu menemukan titik temu,” paparnya.
Jika terjadi perbedaan pandangan atau bahkan konflik antara pemerintah dan media, biasanya hal ini disebabkan oleh kurangnya pemahaman kedua pihak atas hak dan kewajibannya masing-masing. Akibatnya, baik pemerintah maupun media sering kali mempertahankan egonya, sehingga terjadilah gesekan yang tidak produktif.
Kemudian, Bupati Nunukan itu menutup sambutannya dengan dua buah pantun ini:
Luasnya tanah harus diukur,
Kalau salah bisa babak belur,
Wartawan dan pemerintah harus akur,
Jangan sampai tidak saling tegur.
Ada wartawan sedang liputan,
Meliput proyek pembangunan jembatan,
Meskipun pemerintah dan media adalah teman,
Namun kualitas liputan jangan sampai diabaikan.
Sementara itu, Kepala Bagian (Kabag) Prokopim Setkab Nunukan, Joned S.Hut M.AP mengatakan, program UKW bagi para wartawan Nunukan ini digelar bersamaan dengan Workshop Government Media Relation, yang diikuti oleh utusan bidang kehumasan instansi-instansi pemerintah maupun vertikal.
“UKW bagi jurnalis Nunukan, UKW ini merupakan komitmen pemerintah dalam menjalin kemitraan dengan pelaku media,” tegas Joned.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan kualitas dan profesionalitas wartawan. Sedangkan workshop tujuannya adalah untuk membangun hubungan dan interaksi pemerintah daerah media massa, sehingga diharapkan terjadi ekosistem yang baik dan semakin profesional dalam hubungan antara pemerintah daerah dan pers.
Direktur LU-UKW UPNV Yogyakarta DR. Susilastuti DN menyampaikan apresiasinya kepada Bupati Nunukan yang memiliki perhatian dan komitmen yang kuat untuk bersama-sama meningkatkan kompetensi dan wawasan wartawan di perbatasan ini. Sebab, wartawan adalah mitra strategis pemerintah untuk bersama-sama membangun bangsa dan negara.
“Apalagi, bagi para wartawan yang bertugas di wilayah perbatasan, wawasan dan kompetensi menjadi sangatlah penting. Karena dengan begitu, para wartawan perbatasan ini dapat membaca berbagai potensi ancaman dan gangguan keamanan untuk dapat segera dituangkan dalam karya jurnalistik mereka,” papar Susilastuti yang juga Ahli Pers Dewan Pers itu.
Selain itu, Dewan Redaksi J5NEWSROOM.COM itu juga mengapresiasi semangat para wartawan perbatasan dalam mengikuti seluruh proses kegiatan UKW. Mulai dari Pra-UKW yang digelar di Kantor Pemkab Nunukan pada hari Selasa, 5 November 2024, sampai dengan kegiatan UKW selama dua hari.
“Wartawan Nunukan luar biasa, semangat mereka untuk menyerap ilmu dan materi pemaparan UKW tidak menurun dari mulai pembukaan sampai akhir. Semoga, ini menjadi bekal yang baik bagi kemajuan pers di Kabupaten Nunukan ke depan,” harap dosen UPN Veteran Yogyakarta itu mengakhiri. (Rilis)