• Hubungi Kami
  • Pasang Iklan
  • Redaksi
Kamis, Oktober 23, 2025
Bacajambi.id
  • Login
  • RAGAM
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • KESEHATAN
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • SELEBRITIS
  • HUKRIM
  • OPINI
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
  • RAGAM
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • KESEHATAN
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • SELEBRITIS
  • HUKRIM
  • OPINI
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN
No Result
View All Result
Bacajambi.id

Dari Ajang Musda XI Golkar Jambi, di Balik Aklamasi dan Aspirasi

REDAKSI BACA JAMBI by REDAKSI BACA JAMBI
6 September 2025
in OPINI
0
Dari Ajang Musda XI Golkar Jambi, di Balik Aklamasi dan Aspirasi

Penulis: Doddi Irawan | Jurnalis Tinggal di Jambi

Selama 10 tahun terakhir, Partai Golkar di Jambi punya cerita politik yang tidak bisa dibilang biasa-biasa saja. Dinamikanya kencang, konsolidasinya jalan, hasil elektoralnya lumayan bikin orang angkat alis. Di tengah persaingan politik yang makin ramai, Golkar tetap eksis, bahkan makin kuat.

READ ALSO

Pemaknaan Konstitusi oleh Rakyat

SDN 212 Kota Jambi: Mediasi dan Konsinyasi Menjadi Kunci Penyelesaian Sengketa

Puncaknya, di Pilkada Serentak 2024, Golkar menang di 7 dari 11 kabupaten/kota, plus kursi Gubernur juga dibawa pulang. Target nasionalnya sih 60%, tapi Jambi malah tembus 64%. Artinya, mesin partai lagi on fire dan publik masih percaya.

Kalau mundur ke Pemilu 2019, Golkar juga jadi jawara suara di Jambi, dapet sekitar 20,17%. Jadi bisa dibilang, mereka berhasil jaga basis pemilih, meski banyak partai baru bermunculan.

Salah satu tokoh sentral di balik stabilitas ini, ya Cek Endra, Ketua DPD I Golkar Jambi. Gaya kepemimpinannya yang merangkul bikin banyak kader di daerah nyaman dan loyal.

Menjelang Musda XI 2025, namanya makin kuat. Bahkan bakal terpilih aklamasi, pertanda soliditas internal masih terjaga.

Tapi, menang besar bukan berarti tanpa PR. Golkar harus bisa wujudkan janji kampanye, terutama soal infrastruktur, pendidikan, dan layanan kesehatan. Regenerasi kader juga penting, apalagi sekarang isu digitalisasi dan partisipasi anak muda makin relevan.

Golkar tidak boleh terlena sama euforia. Kemenangan itu bukan garis finish, tapi titik start buat kerja nyata. Publik ingin lihat bukti, bukan cuma angka elektabilitas.

Nah, di balik semua pencapaian itu, ada juga sisi yang bikin mikir. Beberapa tahun belakangan, muncul suara-suara soal kaderisasi yang mandek dan penghargaan terhadap prestasi kader yang kurang.

Banyak yang bilang, Golkar lebih condong ke kepentingan elite daripada meritokrasi. Contohnya, waktu Pilgub Jambi 2024.

Saniatul Lativa, kader Golkar yang punya rekam jejak bagus, maju bareng Romi Hariyanto. Tapi Golkar malah dukung petahana, Al Haris–Abdullah Sani. Banyak yang bertanya-tanya, kenapa kader sendiri tidak dikasih panggung?

Alasannya sih soal survei dan kesinambungan pembangunan. Tapi tetap saja, kesannya prestasi kader bukan faktor utama.

Hal serupa juga terjadi di Pilwako Jambi 2024. Budi Setiawan, Ketua DPD II Golkar Kota Jambi, awalnya digadang-gadang jadi calon kuat.

Budi sudah berpasangan dengan Eko Setiawan, didukung PPP, PSI, dan Gelora. Tapi Golkar pusat malah kasih rekomendasi ke Maulana dan Diza.

Kader dan simpatisan kecewa berat, sampai ada yang bakar atribut partai.

Padahal, Budi itu tokoh yang bawa Golkar dapet 8 kursi DPRD Kota Jambi —rekor dalam 20 tahun terakhir. Tapi, karena tidak dapat SK dari pusat, dia gagal maju.

Dampaknya? Peta politik Pilwako Jambi berubah, loyalitas kader goyah, dan potensi konflik internal makin besar.

Di sisi lain, Musda XI Golkar Jambi 2025 makin menunjukkan dominasi Cek Endra. Dia maju lagi, dan hampir dipastikan terpilih aklamasi.

Agus Rubiyanto, juga kader senior Golkar di Jambi, awalnya mau maju, namun akhirnya mundur karena diminta bergabung ke DPP oleh Bahlil Lahadalia, sang ketua umum.

Fenomena ini bikin orang mikir, apakah jalur karier kader ditentukan prestasi atau lobi elite? Kalau Golkar mau tetap relevan, terutama di mata pemilih muda dan kritis, penghargaan terhadap prestasi harus jadi prioritas.

Musda XI jadi momen penting. Cek Endra dinyatakan satu-satunya calon yang lolos syarat. Ia dapat 12 dari 17 suara sah. Dukungan datang dari mayoritas DPD II, organisasi sayap, dan ormas pendiri.

Tapi tetap saja, minimnya kompetisi sehat membuat banyak pihak bertanya-tanya.

“Penarikan” Agus Rubiyanto dari pencalonan atas permintaan pusat, makin memperkuat kesan demokrasi internal partai lebih dikendalikan elite daripada suara akar rumput.

Meski Cek Endra punya rekam jejak dan gaya kepemimpinan merangkul, aklamasi ini bisa bikin kader muda merasa tidak punya ruang buat bersaing.

Kalau terus begini, semangat partisipasi politik bisa turun, terutama dari generasi muda yang menginginkan transparansi dan kompetisi sehat.

Keputusan Golkar tidak mengusung kader internal, seperti Saniatul dan Budi di Pilkada 2024, bikin gejolak di akar rumput. Kalau pola ini berlanjut, Golkar bisa kehilangan basis loyal dan dukungan bisa terfragmentasi.

Sekarang, Cek Endra dan Agus Rubiyanto sama-sama ada di orbit DPP. Ada peluang Jambi dapet perhatian lebih dari pusat. Tapi, jangan sampai aspirasi lokal dikorbankan demi kepentingan elite.

Golkar Jambi pasca Musda XI ada di titik persimpangan, mau lanjut stabilitas atau terjebak stagnasi?

Kalau Cek Endra bisa membuka ruang buat kader muda, hargai prestasi lokal, responsif terhadap dinamika politik, Golkar bisa tetap jadi kekuatan dominan.

Tapi, kalau tidak, partai ini bisa kehilangan relevansi di mata pemilih yang makin kritis dan progresif. ***

Related Posts

Pemaknaan Konstitusi oleh Rakyat
Daerah

Pemaknaan Konstitusi oleh Rakyat

SDN 212 Kota Jambi: Mediasi dan Konsinyasi Menjadi Kunci Penyelesaian Sengketa
OPINI

SDN 212 Kota Jambi: Mediasi dan Konsinyasi Menjadi Kunci Penyelesaian Sengketa

Polemik Terbaru: Adanya Narasi Pengakuan Overlapping Claims Di Laut Natuna Utara
OPINI

Polemik Terbaru: Adanya Narasi Pengakuan Overlapping Claims Di Laut Natuna Utara

Sikap Indonesia Dalam Joint Statement dengan Tiongkok: Strategi atau Kompromi?
OPINI

Sikap Indonesia Dalam Joint Statement dengan Tiongkok: Strategi atau Kompromi?

Indeks Daya Saing Daerah Provinsi Jambi Meningkat Jalur Menuju Pertumbuhan Ekonomi Cepat dan Berkelanjutan
OPINI

Indeks Daya Saing Daerah Provinsi Jambi Meningkat Jalur Menuju Pertumbuhan Ekonomi Cepat dan Berkelanjutan

Bea Cukai Jambi dan Rokok Illegal, Antara Menggempur atau Digempur?
OPINI

Bea Cukai Jambi dan Rokok Illegal, Antara Menggempur atau Digempur?

Next Post
Pagu Anggaran Kemendagri 2026 sebesar Rp7,8 triliun, Sekjen Tomsi  Paparkan Rencana Kerja 

Pagu Anggaran Kemendagri 2026 sebesar Rp7,8 triliun, Sekjen Tomsi  Paparkan Rencana Kerja 

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

POPULAR NEWS

No Content Available
Plugin Install : Popular Post Widget need JNews - View Counter to be installed

EDITOR'S PICK

Wamenko Bidang Polkam Lodewijk Minta Kepala Daerah Pahami Geopolitik serta Kebijakan Berbasis Hukum dan HAM 

Wamenko Bidang Polkam Lodewijk Minta Kepala Daerah Pahami Geopolitik serta Kebijakan Berbasis Hukum dan HAM 

Pemerintah Lalui Bappeda Sarolangun Gelar Forum Konsultasi Publik Ranwal RPJPD Tahun 2025-2045

Pemerintah Lalui Bappeda Sarolangun Gelar Forum Konsultasi Publik Ranwal RPJPD Tahun 2025-2045

Hadiri Acara Musrenbang, Fadhil Arief Tegasnya ini Untuk PPPK Batanghari

Hadiri Acara Musrenbang, Fadhil Arief Tegasnya ini Untuk PPPK Batanghari

Pesona Bupati Fadhil dan Bunda Genre Zulfa Fadhil Menghipnotis Masyarakat Batang Hari

Pesona Bupati Fadhil dan Bunda Genre Zulfa Fadhil Menghipnotis Masyarakat Batang Hari

  • Redaksi
  • Hubungi Kami
  • Pasang Iklan

© 2023 BacaJambi.ID

No Result
View All Result
  • RAGAM
  • ADVERTORIAL
  • DAERAH
  • KESEHATAN
  • NASIONAL
  • OLAHRAGA
  • OPINI
  • SELEBRITIS
  • HUKRIM
  • OPINI
  • PEMERINTAHAN
  • PENDIDIKAN

© 2023 BacaJambi.ID

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In